Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, turun langsung menertibkan aktivitas pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di atas Jembatan Kelok 9 — salah satu ikon wisata dan jalur vital di provinsi tersebut. Penertiban dilakukan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan sekaligus keindahan kawasan.

Kelok 9: Antara Wisata dan Bahaya

• Jembatan Kelok 9 merupakan jalur strategis penghubung Sumatera Barat dan Riau.

• Kawasan ini sering dijadikan tempat berhenti dan swafoto oleh wisatawan.

• Namun, aktivitas jualan di badan jembatan membuat arus lalu lintas terganggu dan rawan kecelakaan.

Pernyataan Gubernur Mahyeldi

“Tempat ini bukan lokasi untuk berdagang. Kita harus menjaga fungsi jembatan dan kenyamanan semua pengguna jalan,” tegas Mahyeldi saat meninjau lokasi.

Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah siap mencarikan solusi alternatif lokasi usaha bagi para pedagang agar tetap bisa berjualan dengan tertib dan aman.

Penertiban dan Edukasi

• Satpol PP dan Dinas Perhubungan turut dikerahkan untuk mendampingi proses penertiban.

• Para pedagang diberikan peringatan dan edukasi, bukan semata-mata pengusiran.

• Pemerintah juga akan menyiapkan zona khusus UMKM di area yang lebih aman dan representatif di sekitar kawasan tersebut.

Imbauan untuk Wisatawan

Pengunjung Kelok 9 diimbau untuk:

• Tidak berhenti di badan jalan/jembatan.

• Tidak membeli dari pedagang yang berjualan di tempat terlarang.

• Mengikuti rambu dan arahan petugas untuk keselamatan bersama.

Langkah tegas Gubernur Mahyeldi ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga keselamatan, estetika, dan ketertiban ruang publik — tanpa mengabaikan kebutuhan ekonomi warga. Harapannya, Kelok 9 tetap menjadi destinasi unggulan yang nyaman dan aman untuk semua.